KERINDUAN KU, SAHABAT
Hari ini aku kembali menginjakan
kaki di sekolah ku yang tercinta ini. Tepat
di depanku berdiri, terpasang tembok nama sekolah ku ‘Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Pekanbaru’.
Ya ,sekolah yang indah dan namanya selalu ku dengar, sebab itulah semenjak aku
naik ke kelaas 6, aku selalu mengidamkan nya untuk menjadi sekolah ku kelak
setelah aku tamat dari sekolah dasar.
Tujuan ku hari ini datang kemari,
untuk mengunjungi adik-adik kelas ku, ya aku memang sesekali mengunjungi mereka karna aku termasuk anggota kakak
pembina ekstrakulikuler paskibra serta sekedar mengingat kenangan masa lalu ku
disini bersama para sahabat. Suka dan duka pernah terjadi di tempat ini, tempat
dimana selama tiga tahun aku menuntut ilmu di sekolah menengah pertama.
Pagi yang sangat cerah, namun
ternyata aku datang terlalu cepat, yap pukul 07.00 . Jalanan yang ada di depan ku pun terlihat sepi. Ini kan hari Minggu,
wajar saja jarang kendaraan yang berlalu lalang. Kalau di hari Senin sampai
Sabtu, jangan ditanya Jl. Dr. Sutomo ramainya seperti apa. Aduh, aku mulai
merasa bosan, aku terpaksa datang pagi supaya bisa diantar oleh papa, kalau
datang nya agak siang pasti tidak akan ada yang bisa mengantarkan ku, yaah
malas sekali rasanya untuk pergi menggunakan angkot, aku fikir datang pagi
lebih baik daripada aku nanti mesti panas panasan.
Aku duduk di tepi trotoar
sekolah ku, aku mencari sesuatu untuk mengurangi rasa bosan. Aku merogoh handphone yang ada di dalam tas ku. Ah
iya aku baru ingat mengapa tidak mengirimkan pesan kepada pembina lain nya? aku
segera mengetik pesan menanyakan teman ku yozy,sedang berada dimana. Tak lama
kemudian handphone ku berbunyi
menandakan ada pesan masuk, ternyata yozy masih berada dirumah, dia datang
sekitar pukul 08.30 .
Aku memandang pagar sekolah ku yang terbuat dari besi dan masih terkunci
rapat. Aku kembali mengingat kebiasaan ku dulu ketika aku masih bersekolah
disini dan mengikuti pelatihan paskibra. Kalau di hari Minggu jarang sekali
pagar ini terbuka pada pagi hari, biasanya penjaga sekolah akan membuka pagar
sekitar pukul 09.30, karena itu aku dan teman – teman memilih memanjat pagar
besi itu bersama - sama dari pada kami termenung diluar, lebih baik memanjat
lalu bermain didalam sambil menunggu kakak pembina datang.
Hah , aku tertawa kecil mengingat
kebiasaan seru itu, walaupun itu bisa
dibilang perbuatan tidak sopan, tapi hal ini lah yang membuat aku dan teman
teman tertawa lepas, ketika melihat Irva teman ku yang gendut, berusaha mengikuti
kami untuk memanjat pagar.
Lamunan ku disadarkan
oleh adik kelas ku, Yoga.
“Eh, ada kak Novella.“ cengir Yoga menampilkan
gigi rapi nya.
“ Lho, kamu kok ada di dalam? manjat pagar
yaaa?” aku tertawa kecil, ternyata adik - adik kelas ku juga mengikuti
kebiasaan yang pernah kami lakukan dahulu.
“Iya kak.” cengir nya lagi.
“Sudah berapa orang yang datang ?”
“Lumayan banyak kak, tuh mereka udah Yoga suruh
lari keliling lapangan.”
“Iya, eh kakak dibiarin di luar nih ? tega
bener !” jawab ku sambil cemberut
“Lho, manjat pagar dong, dulu nya suka begini
kan ? hahahahhahaha.” Yoga sengaja
menggoda ku
“Alaaaah, ini kan
keadaan nya udah beda Ga, masa anak cewe manjat pagar gini, enggak enak di liatin
sama orang, kalau ramai ramai sih enggak masalah ini kakak sendirian. Udah sana
minta kunci sama Pak Kardi bukain kakak pagarnya, kasihan juga teman mu yang
lain mau masuk mesti manjat dulu.” perintah ku pada Yoga untuk meminta kunci. Ya,
Pak Kardi adalah penjaga sekolah ku dan dia sudah berkeluarga.
Tak
lama kemudian Yoga membawa kunci dan segera membuka pagar. Aku rindu suasana
ini, rindu yang membawa ku masuk kedalam sekolah ku ini. Setiba di tengah
lapangan aku melihat wajah adik - adik ku yang kelelahan sehabis belari
mengelilingi sekolah.
“Cape yaa adik-adik ?” tanya ku kepada mereka
“Iya kaaaaaak.” walaupun lelah mereka tetap
bersemangat.
Aku tersenyum.
“Kalian nanti di latih sama kak Yoga aja yaa,
sebelum kak yozy datang, kakak bukan nya
enggak mau melatih kalian, tapi kakak kemari Cuma ingin melihat kalian
saja,kangen juga setelah beberapa bulan enggak datang kemari, enggak apa apa
kan ?”
“Iya kak, siiip itu mah.” jawab Anggi salah
satu dari adik - adik ku itu dengan khas nya.
“Ga, kamu latih mereka
dulu ya, kakak mau ke kelas 9.9, kangen !” ujar kusambil memandang ke arah
kelas yang pernah menyimpan sejuta kenangan dari kejauhan. Lalu aku tersenyum
pada Yoga . Ia menganggukan kepala nya pertanda ia menuruti perintah ku.
Aku menyusuri koridor sekolah ,
hingga mengntarkan ku ke depan kelas ku dahulu, ketika aku duduk menjadi anak
kelas 3 SMP dan inilah 9.9, aku membuka pintu itu ternyata isi dalam kelas ini
masih sama saja,beda nya kini tak ada lagi foto kami bersama sama ,sekelas.
Foto yang sengaja dibingkai oleh wali
kelas ku, Bu Nofa untuk dipajang di dinding kelas. Foto itu hanya ada dua buah
saja, ah! aku jadi rindu ingin melihat seperti apa foto itu sekarang, apa masih
terbingkai dengan indah kah? lalu dimana fotoitu disimpan? aku ingin melihat
wajah sahabat ku di foto itu Rani, Rika, Mimis, Yeshinta dan dua orang anak
laki laki yang selalu jadi bahan tertawaan kami ketika mereka berbuat sesuatu
hal yang aneh di depan kami, Andes dan Agung.
Semoga foto itu masih di simpan
dengan baik oleh bu nofadan masih debgan bingkai foto yang sama. Siapa tahu,10
tahun yang akan datang aku ingi melihat foto itu lagi, dan Bu Nofa masih
menyimpan nya. Ya! aku juga sangat Rindu pada Wali kelas terbaik ki selama ini,
wali kelas yang tak henti nya menyayangi kami, sabar menghadapai kelakuan anak
SMPseusia kami. ZSungguh banyak hal yang ku suka dari guru ‘ the best’ ku itu, yang tak bisa ku ucapkan satu persatu.
aku memasuki kelas lebih dalam,
dan dibangku ini lah aku mulai merasakan arti sebuah sahabat. Bangku urutan
Pertama dan berada didekat pintu disaat itu aku duduk sebangku dengan Rika, di
belakang ku ada Andes dan Agung, kemudian Mimis dan Via, lalu Rani dan Yeshinta.
Aku
sedih, lalu berjalan melewati satu persatu bangku itu, berjalan memutari memori
dua tahun lalu yang penuh kenaangan.
“Eh itu tuh ada irfan ! sini deh.” histerisku
pada Rika dan Yeshinta yang berdiri di dekat pintu kelas.
“Haaaa, mana nih?” Yeshinta kebingungan mencari
orang yang aku maksud.
“Hedeeeeeh itu yang didekat tangga cowo , kaya nya
mau kekantin.” Sela mimis yang tadi
hanya sibuk dengan handphone nya.
“Ha iya itu dia Yesh,
aduuuh rio makin ganteng aja yah.” Rika kemudian Ikut histeris.
Dan inilah kebiasaan ku bersama
sahabat sahabat ku ini, ini sih biasanya dibilang ‘kecengin’ adik- adik kelas. Tak ada satu pun adik kelas genteng,baik,populer
yang luput dari penglihatan kami. Ini sih tujuan nya hanya untuk seru – seruan,
asyik – asyikan saja , buat jadiin bahan ketawaan.
“Gimana Yesh kemari jadi ga ngerjain si Bayu?”
tanya Rani pada Yeshinta mengingat Yeshinta
yang sebelum nya berniat mengerjai Bayu, adik kelas ku. Dia kelas VIII 3 .
“Udah, aku ngaku nya jadi sheyla, anak SMP
sebelah, eh trus dia bilang ngajak ketemuan, kan dari SMP 4 ke SMP 10 dekat,
gitu kata nya.”
“ee bussset daaah, berani amat,hahahahahahaha
dasar yeshinta ! terus kamu nya bilang apa ?” komentar ku
“Ya aku nolak lah, walaupun dekat pokok nya
aaku enggak boleh ketahuan!” ujat Yeshinta
“Yaaah kamu enak banget bisa ngerjain Bayu, lha
aku gimana mau ngerjain si Ardhi,dia kan wakil ketua osis pasti udah tau lah
nomor aku dan di phonebook nya nama
aku itu ‘KAK NOVELLA’ heuh.” ujar ku
kesal.
yah
kami memang punya adik kelas buat di kevengin satu –satu. Yeshinta ngecengin
Bayu, Rika si Irfan, Rani si Tonny,
Mimis si… aduh malas sekali menyebutkan nama nya, soalnya mimis suka histeris
sama anak yang satu ini, yaa si Said.
Tak jarang
kami menganggu mereka, sekedar buat jadi bahan lelucon. Hanya aku, Rani dan
Rika yang tidak mengerjai kecengan kami, alasan ku tadi yaaah yang di atas itu,
karena aku anggota osis past ketahuan lah, kalau Rani dan Rika memang tak berniat.
Begitu setiap hari nya kami di
sekolah. Kami masih menebar tawa bersama sama, kadang saling menertawakan.
Karna membahas ‘adik’ masing masing. Ya aku dan sahabat ku lebih menyukai
mereka dengan sebutan ‘adik’ biar kedengaran lebih baik.Samopai pada datang nya
adik kelas yang baru, kian menambahdaftar panjang kecengan kami. Huhuhuhuhu.
Lucu saja ketika Yeshinta memberi tau kalau ada anak baru.
Setiap hari ada saja berbagai
kejadian, selalu ada pembicaraan yang heboh, dan selalu mengundang tawa, sedih,
ceria, bahagia, kecewa, duka yang aku lalui di kelas ini. Tapi tiba pada suatu
saat aku kecewa, aku dikhianati dan menangis karena sahabat.
“Hari ini kita akan praktik untuk persiapan
ujian sekolah, jadi kalian bentuk kelompok maksimal tujuh orang.” Ujar Pak
Abdullah guru biologi ku.
Keributan terjadi akibat teman teman ku yang
hingar bingar mencari tema kelompok. Aku yang pada saat itu tidak lagi duduk
dengan Rika mencoba memanggil mereka dari tempat duduk ku, tapi sepertinya
mereka tak mendengar ku.
Aku menghampiri
mereka
“Hei kita pas bertujuh kan ?” tanya ku pada
mereka. Mereka saling berpandangan, tak ada satu pun yang menjawab ku.
“Tadi Via enggak punya kelompok jadi dia udah
duluan masuk disini. Kami tadi lupa sama kamu Vell.” Rika menjawab dengan pelan
Aku terdiam. Bisa - bisa nya mereka lupa sama
aku? Apa mereka tak menganggap aku iin sahabat mereka?.
Aku melihat sekeliling ku, teman ku yang lain
telah berkumpul membicarakan tugas mereka. Aku menatap sahabat ku, tega sekali
mereka membiar akan aku sepert ini, satu satu nya yang ada difikiran ku mereka telah
menghianati kepercayaan ku.
“Ya sudah kalau itu mau kalian, semoga
berhasil yaa, terima kasih !” ucap ku marah pada mereka. Aku kembali duduk ke
tempat ku lalu menangis. Sedih sekali rasa nya.
Untunglah ada Dhea teman baik ku menawarkan
untuk bergabung dikelompoknya.
Sejak
kejadian itu aku tak pernah lagi bergabung dengan mereka, ntah aku yang
menghindari mereka atau sebaliknya. Aku sama sekali tidak menegur mereka lagi. Aku
begitu marah, masih merasakan sakit nya dikecewakan oleh sahabat sendiri. Sms
dari mereka pun tak pernah aku balas, rasa nya sulit untuk memaafkan mereka.
Aku berjalan
menuju perpustakaan, mencari buku novel untuk dibaca, ini adalah jam istirahat
malas rasa nya aku berada di dalam kelas, aku merasa tidak memiliki teman
padahal masih ada dhea dan yang lain nya, aku sudah sulit mempercayai teman ku
sendiri, aku takut di kecewakan lagi.
Tiba – tiba dari belakang ada yang memanggil
ku.
“Novellaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa tunggu !” itu
suara Rika, aku sangat mengenali suara nya.
Aku sengaja tak menoleh, lebih baik aku
menghindar saja. Tapi rika berhasil mengejarku.
“Vell, kemarin itu kita engg...”
Belum sempat Rika melanjutkan kalimat nya, aku
langgung menyela.
“Sudah lah Ka, tak usah dijelas kan ! aku buru-buru
nih.”
“Tapi kami punya alasan Vell, dengerin penjelasan nya dulu ! kami tak
bermaksud untuk titak mengajak kamu bergabung kam....”
“Sudah Ka ! berhenti menjelaskan ! aku udah
enggak bisa percaya lagi pada kalian, aku sudah terlanjur kecewa, AKU SAKIT HATI
! “ bentak ke kepada rika, aku sangat marah. Air mata ku pun mengalir,
tak sadar aku telah membentak sahabat yang paling aku sayangi ini.
“Sudah ! aku buru-buru, mungkin Bu Nofa
menunggu ku sedari tadi.” Lanjut ku berbohong pada Rika, aku menghapus airmata
ku dan pergi ke perpustakaan meninggal kan Rika yang masih terpaku.
“Oke, kalau ini yang kamu mau, aku tidak akan
pernah lagi bicara pada mu Vella !” kata Rika sedikit berteriak dan aku
mendengar nya
Didalam
perpustakaan aku menangis sejadi jadinya, tak menyangka mengapa aku mampu
membentak Rika begitu keras. Aku dibutakan oleh sakit hati ku, ada rasa penyesalan di diriku. Keesokan hari nya Rika dan sahabat
ku yang lain nya benar benar membukti kan perkataan mereka, melirik ku pun
mereka tak mau, malah kelihatan begitu sinis.
Masa bodo pikir ku, terserah sikap mereka
seperti apa kepada ku, apu pun tak pernah peduli.berhari hari aku hanya menyendiri.
Sampai pada hari mendekati Ujian Nasional, aku merasa takut kehilangan mereka susah payah aku mempertahan kan persahabatan ini, hanya berakhir buruk seperti ini kah? . Tidak ! aku tidak mau meninggal kan kenangan buruk di sekolah yang sangat aku cinta ini terlebih lagi itu sahabat sahabat ku. Aku harus berbuat sesuatu untuk mengembalikan keadaan seperti semula. Keadaan dimana aku selalu bersama sama dengan sahabat ku. Selama aku tidak bersama mereka, ada hal yang hilang di dalam hidup ku, kehilangan tawa mereka, kebersamaan dan kebiasaan gangguin adik kelas. Hahahaha. Ya, aku memang tak berarti tanpa mereka di samping ku. Aku hanya sebatang lidi yang tak mampu berbuat apa pun, lemah dan selalu sendiri. Aku harus meminta maaf pada mereka semua !
Sampai pada hari mendekati Ujian Nasional, aku merasa takut kehilangan mereka susah payah aku mempertahan kan persahabatan ini, hanya berakhir buruk seperti ini kah? . Tidak ! aku tidak mau meninggal kan kenangan buruk di sekolah yang sangat aku cinta ini terlebih lagi itu sahabat sahabat ku. Aku harus berbuat sesuatu untuk mengembalikan keadaan seperti semula. Keadaan dimana aku selalu bersama sama dengan sahabat ku. Selama aku tidak bersama mereka, ada hal yang hilang di dalam hidup ku, kehilangan tawa mereka, kebersamaan dan kebiasaan gangguin adik kelas. Hahahaha. Ya, aku memang tak berarti tanpa mereka di samping ku. Aku hanya sebatang lidi yang tak mampu berbuat apa pun, lemah dan selalu sendiri. Aku harus meminta maaf pada mereka semua !
Malam
harinya aku memberanikan diri untuk meminta maaf. Aku segera mencari handphone
ku untuk mengirim pesan kepada mereka.
Sahabat, aku mengakui kesalahan ku, kesalahan terbesar ku, yang tak pernah mau mengerti perasaan kalian. Aku tetap pada ego ku yang akhirnya menghancurkan persahabatan kita. Tau kah kalian? Aku begitu hancur menjalani hari dengan sendiri tanpa kebersamaan? ya aku memang egois , aku tak mau mendengar kan penjelasan dari kalian, aku tau pasti kalian punya alasan tersendiri untuk tidak memasuk kan aku kedalam kelompok. maaf aku terlalu pengecut bicarakan ini melalui handphone. besok bisa kah kita bicara ditaman depan sekolah pada jam istirahat? aku harap kalian mau ya, aku sayang kalian semua
your love
Yuni alfani
itulah isi pesan ku untuk semua sahabat ku, lalu aku mengirimkan pesan kepada via
via, maaf kan aku sebelum nya telah menganggap mu sebagai perusak persahabatan ku, aku sungguh meyesal dan akan ku perbaiki semua ini. sekali lagi maaf kan aku via :-(
tak lama kemudian ada balasan pesan dari via.
iya enggak apa apa kok novella, aku yang seharus nya meminta maaf pada mu. Aku bener bener bingung mau masuk kelompok siapa, kalau masuk kelompok nadira disana ada aldi, kamu tau sendiri kan aldi sama aku itu lagi ada masalah, engga enak banget kalau sampai aku 1 kelompok sama dia. aku memutuskan untuk masuk kelompok mimis saja, dan kebetulan mereka menerima ku.
iya enggak apa apa kok novella, aku yang seharus nya meminta maaf pada mu. Aku bener bener bingung mau masuk kelompok siapa, kalau masuk kelompok nadira disana ada aldi, kamu tau sendiri kan aldi sama aku itu lagi ada masalah, engga enak banget kalau sampai aku 1 kelompok sama dia. aku memutuskan untuk masuk kelompok mimis saja, dan kebetulan mereka menerima ku.
keesokan hari nya, pada jam istirahat aku menunggu sahabat sahabat ku ditaman dekat parkiran guru. sudah 10 menit aku menunggu mereka, tapi tidak ada satu pu dari mereka yang datang, aku sedih apakah mereka tidak menerima maaf ku? aku pun menangis, apakah mereka benar benar tak mengaggap aku sahabat mereka lagi ?. Ah bukan ! pasti mereka sedang ada dikantin, ku hibur hati ku sendiri.
"Duuuuuuaaaaaaaaaaaaaar," ternyata yeshinta mengaget kan ku.
"yaah kok malah nangis sih vell? di cubit hantu sini ya ?" hibur rika
"aku nangis karna kalian tau." aku cemberut karna rani menertawakan ku
"karna kita ? salah kita apalagi nih? masalah yang kemarin aja belum kelar ."
mimis berkomentar agak sinis, tapi masih tersenyum.
"aku kira kalian engga datang, aku beneran takut kalian ninggalin aku kita kan udah mau tamat masa berantem mulu, aku mau minta maaf sama kalian, aku ga mau dengerin kalian bicara, aku terlalu emosi saat itu, maaf kan aku ya." ucap ku tulus sambil menangis.
'kami tau itu kok, makanya kami megalah untuk tidak lagi berbicara pada mu, karna kamu yang meminta nya. sudah lah, berhenti meminta maaf. Kita kita udah maafin kok " jawab rika yang juga terdengar tulus.
"waktu itu kita ingat kamu kok vell, tapi karna kamu ga juga datang ketempat kami, ya terpaksa kami menerima via. Via malas sekelompok sama nadira karna ada aldi. padahal kami sempat menolak via, tapi vianya mohon mohon, jadi kami ga tega, eh pas via udah masuk kamu baru datang kami engga enak lagi kalau harus mengeluarkan via" jelas rika padaku. memang Rika lah yang selalu bisa meenagkan hati ku
"aku kira kalian engga datang, aku beneran takut kalian ninggalin aku kita kan udah mau tamat masa berantem mulu, aku mau minta maaf sama kalian, aku ga mau dengerin kalian bicara, aku terlalu emosi saat itu, maaf kan aku ya." ucap ku tulus sambil menangis.
'kami tau itu kok, makanya kami megalah untuk tidak lagi berbicara pada mu, karna kamu yang meminta nya. sudah lah, berhenti meminta maaf. Kita kita udah maafin kok " jawab rika yang juga terdengar tulus.
"waktu itu kita ingat kamu kok vell, tapi karna kamu ga juga datang ketempat kami, ya terpaksa kami menerima via. Via malas sekelompok sama nadira karna ada aldi. padahal kami sempat menolak via, tapi vianya mohon mohon, jadi kami ga tega, eh pas via udah masuk kamu baru datang kami engga enak lagi kalau harus mengeluarkan via" jelas rika padaku. memang Rika lah yang selalu bisa meenagkan hati ku
" iya, via juga sudah menjelaskan nya pada ku, maaf kan aku ya yang sudah tak mau mendengarkan kalian"
"dari tadi maaf mulu yang di bilang, nniat jadi anak nya mpok indun ya?"
bercadaan rani membuat kami tertawa, ya ampun rasa nya sudah lama sekali aku tidak merasaka tawa seperti ini, hal yang hilang dulu telah kembali. tawa dan kebersamaan.
aku tak menyangka mereka tulus menerima aku kembali. ya mereka adalah sahabat sahabat terbaik ku, menerima apa adanya dan mau memaafkan segala kesalahan ku. aku beruntung sekali punya mereka. aku harap ini tak kan pernah berakhir.
"kak vell, tuh di panggil sama kak yozy dilapangan" yoga menepuk bahu ku. ya ampun aku terkejut sekali. aduh anak kecil ini megganggu ku saja.
"iya" jawab ku seadanya.
"lho kok kakak nangis ?" Kulihat ekspresi muka yoga yang berubah menjadi panik
"hahahahaha engga apa apa ga, keingat masa lalu jadi mewek deh,yaudah kamu duluan saja." yoga mengangguk.
aku menghapus airmata dipipi ku yang ntah kapan airmata ini jatuh aku pun tak tau.
aku kembali teringat denga sahabat ku, mereka pasti sedang sibuk sengan sma masing masing, sudah tak perah berkumpul ersama lagi. aku takut kebersamaa itu akan hilag begitu saja. Apakah kalian merinduka ku sahabat?seperti aku merindukan kalia. apa kah kita masih bisa bersama lagi saat ? aku tak tau, hanya waktu lah yang bisa menjawab nya.
"dari tadi maaf mulu yang di bilang, nniat jadi anak nya mpok indun ya?"
bercadaan rani membuat kami tertawa, ya ampun rasa nya sudah lama sekali aku tidak merasaka tawa seperti ini, hal yang hilang dulu telah kembali. tawa dan kebersamaan.
aku tak menyangka mereka tulus menerima aku kembali. ya mereka adalah sahabat sahabat terbaik ku, menerima apa adanya dan mau memaafkan segala kesalahan ku. aku beruntung sekali punya mereka. aku harap ini tak kan pernah berakhir.
"kak vell, tuh di panggil sama kak yozy dilapangan" yoga menepuk bahu ku. ya ampun aku terkejut sekali. aduh anak kecil ini megganggu ku saja.
"iya" jawab ku seadanya.
"lho kok kakak nangis ?" Kulihat ekspresi muka yoga yang berubah menjadi panik
"hahahahaha engga apa apa ga, keingat masa lalu jadi mewek deh,yaudah kamu duluan saja." yoga mengangguk.
aku menghapus airmata dipipi ku yang ntah kapan airmata ini jatuh aku pun tak tau.
aku kembali teringat denga sahabat ku, mereka pasti sedang sibuk sengan sma masing masing, sudah tak perah berkumpul ersama lagi. aku takut kebersamaa itu akan hilag begitu saja. Apakah kalian merinduka ku sahabat?seperti aku merindukan kalia. apa kah kita masih bisa bersama lagi saat ? aku tak tau, hanya waktu lah yang bisa menjawab nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar